Terima Kasih Telah Percaya Bahwa Aku Cahaya Surga Untukmu – Masa Itu Datang Part 10

masa itu datang

“Ya enggalah! Aku malah berasa dicuekin, ga diperhatiin, ga punya sahabat temen curhat. Malah nih ya, coba kamu flashback. Selama ini kalau kita ribut, pernah ga abis itu kamu minta maaf? Big no kan sayang? Ga pernah kan?”

“Iya sih, karena aku rasa pendapat aku itu suatu keputusan yang baik buat kita.”

“Itu tadi, kan aku udah bilang tadi aku tu mau aja ngikut, tapi.. ada kalanya kamu juga harus mau menurunkan ego kamu untuk mendengarkan orang lain dengan ikhlas.. perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan, kamu emangnya terima misalnya ada orang kantor buat salah, terus ga minta maaf, eh ternyata malah kamu yang harus minta maaf? Engga suka kan? Sama, aku juga gitu. Kan ga selamanya kamu selalu benar, dan ga selalu sudut pandang aku salah.”

“Tapi, bukannya di agama suami itu pemimpin, harus selalu ditaati. Istri kan harus manut suami.”

“Ya bener, ga salah. Tapi menjadi salah jika suami ga mikirin posisinya si istri, bedanya perempuan sama laki-laki itu kan laki-laki mikir logika aja, kalo perempuan hatinya yang lebih dulu bereaksi. Aku sangat bersyukur sekali kamu mau bantuin beresin kerjaan rumah, aku anggap itu bahasa cinta kamu, permohonan maaf kamu. Tapi buat aku sebagai wanita kadang ga cukup sayang. Kata-kata tulus dari mulut kamu mengucapkan terimakasih, maaf, minta tolong, aku mencintaimu, bagaimana hari ini sayang, hal kaya gitu, itu udah manis banget buat aku.”

“Ternyata seperti itu ya?”

“Misalnya, aku bilang gini. Terimakasih ya sayang, sudah mau mengantar aku pergi ke kantor hari ini. Hati kamu gimana dengernya?”

“Hangat sih, bahagia.”

“Senang kan? Hal itu yang masih jarang kamu ucapin kan? Padahal, satu kalimat itu aja, bahkan cuma dari pesan teks, udah jadi energi seribu kali lipat untuk aku..”

“Ah.. Mazaya ternyata aku masih menyia-nyiakan kamu..”

“Don’t mention that sayaang. Wallahi aku ridha, walau aku bermimpi ingin diperlakukan lembut sama kamu. Kan ga perlu sampai aku harus cari orang lain yang bisa berkata-kata lembut untuk aku to make me feel happy, buat aku merasa berarti dan berharga untuk dia kan?”

“Kenapa ga pernah cerita selama ini?”

“How could i?” Jawabku singkat.

“Maksudnya?”

“Remember the last time we talk about this and sebagai balasannya kita malah ribut? Mungkin aku yang salah timing kali ya, tapi jujur aja setelah itu aku enggan utarakan ini sama kamu.”

“Kenapa gitu? Jangan dong..”

“Buat aku, itu traumatik sih ya. Membayangkan aku salah timing lagi ajak kamu ngobrol, yang ujungnya aku yang dimarahin, mah mending engga. Mending aku diem aja gitu. Ga nyakitin siapa-siapa, ga disakitin juga. Mending aku memandirikan diri aku sendiri kan, ga bergantung sama kamu.”

“Ow.. aku beneran sedih dengernya. Sampai segitunya di hati kamu? Aku kira istriku ini sangat keras kepala ingin mandiri supaya ga ngebebanin aku. Ternyata awal mulanya malah karena sakit hati sama aku ya?”

“Hahaha, iya. Aku sampe berikrar ga mau repotin kamu. Aku bisa kok di kaki ku sendiri. Bodo amat kamu ga perhatian, ga penyayang ga lembut. Selama kamu ga selingkuh, yaudah aku berusaha sekuat mungkin ngehadapin diri aku sendiri.”

“Aku merasa sebagai orang paling jahat didunia..”

Baca Juga : Terima Kasih Telah Percaya Bahwa Aku Cahaya Surga Untukmu – Masa Itu Datang Part 11

seo ajansı seo agency web tasarım ajansı web design agency mobil uygulama yapan firmalar companies that develop mobile applications logo tasarım profesyonel logo tasarımı logo design reklam ajansı advertising agency sosyal medya ajansı social media agency tanıtım filmi