Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain. Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Jangan pernah lupakan bahwa tubuh yang indah, wajah yang cantik, dan semua yang ada dalam tubuh kita itu diciptakan dari saripati yang berasal dari tanah. Ya, tanah yang setiap hari kita injak-injak. Alangkah tidak pantasnya kita untuk menyombongkan diri.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. ” (QS Al-Mu’minun: 12-14)
Diciptakan dari saripati yang berasal dari tanah, selama hidup kita selalu membawa kotoran kemana-mana, setelah mati juga akan dikubur di tanah, terus yang perlu disombongkan apa? Harta yang banyak kah? Gunakan di jalan Allah, karena itu gak akan dibawah mati. Mobil mewah kah? Pakaian bagus kah? Perhiasan mewah kah? Semuanya gak akan dibawa mati, setelah mati kita hanya dibalut kain kapan, dan keranda mayatlah yang akan membawa kita ke tempat kita dikuburkan. Jadi jika muncul sifat sombong, ingatlah bahwa kita berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. “Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (QS Thaha: 55)
Pandanglah langit dengan binaannya yang kukuh, bintang dengan kelip-kelipnya, matahari dengan sinarnya, tata surya dengan susunannya, bulan dengan cahayanya, angkasa dengan pelanginya. Setiap ciptaan Allah mempunyai keindahan tersendiri, biarlah hari-hari berbuat sesuka hatinya. Terimalah segala ketentuan yang telah tertulis dengan berlapang dada, semoga rasa kesyukuran menjadi penghias setiap hamba-Nya. Jangan sekalipun mendustakan apalagi menyombongkan diri terhadap ayat-ayat Allah.
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS Al-An’am: 93)
Sekali lagi, apa sih yang pantas kita sombongkan? Mau sombong karena ganteng atau cantik?. Ingatlah Nabi Yusuf AS, gantengnya seperempat bulan, lebih-lebih gantengnya Rasulullah Muhammad SAW, setengah bulan. Seperempat bulan yang lain dibagi-bagi ke seluruh manusia di bumi. Terus seberapa sih bagian kita? Mau sombong karena kaya raya?. Ingat Nabi Sulaiman AS, istananya saja terbuat dari kaca, kendaraannya pun angin. “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS Al-Isra’: 37)
Dilihat dari segi apapun, tidak ada alasan bagi kita untuk bersikap sombong. Maka dari itu, janganlah memalingkan muka dari manusia karena sombong, dan janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh. “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman: 18)
Memang tak satupun alasan bagi kita manusia untuk bersikap sombong, bahkan mengatur kantuk sendiri saja kita tak kuasa. Jika kita ingin sombong karena banyaknya harta yang kita miliki, ingatlah kisah tragisnya Qorun. Jika kita ingin sombong karena garis keturunan kita, ingatlah sejarah Abu Lahab. Jika kita ingin sombong karena kekuasaan yang kita miliki, maka kenanglah kembali nasib Fir’aun di akhir hayatnya.
Mari hilangkan kesombongan dari diri kita, perbanyaklah berbuat baik karena perbuatan baik yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri.
Terakhir, apa yang pantas kita sombongkan?
Baca Juga : Karena Dunia bukan Surga
0 comments