Bangun pagi kali ini badanku sakit sekali, pegal, lemas. Apa keletihan ya? Atau tubuhku kaget karena selama 4 tahun tidak beraktivitas padat seperti ini lagi.
Yuk mandi yuk kita siap siap berangkat kerja lagi.
“Eh, pasta gigi nya tinggal sedikit, nanti beli ah.”
Ada minimarket halal disebelah kantorku, berbelanja disana jadi kegiatan favorit terbaru saat ini. Disekitarnya pun banyak makanan lezat yang dijual. Aku sangat bahagia akhir-akhir ini, terasa seperti hidup kembali. Perasaan diri ini menjadi orang yang berguna karena menghasilkan sesuatu dan dipakai banyak orang menjadi energi positif membahagiakan bagiku.
Merasa diri ini bermanfaat bagi orang lain adalah hal yang seringkali dilupakan karena aku dirumah saja. Padahal jika aku mensyukuri lebih banyak kasih sayang Allah didalamnya, justru aku dirumah saja mungkin bermanfaat bagi orang-orang yang menyayangiku.
Suami dan orang tua tidak perlu khawatir dan cemas memikirkan keamanan ku selama dikantor. Hemat waktu dan uang karena tidak dihabiskan untuk perjalanan dan biaya selama diluar rumah. Para reseller toko daring tas ku pun mungkin berkesempatan mendapatkan penghasilan lebih jika aku fokus mengurusi produk tas saja.
Tapi itulah aku, manusia biasa, yang egoisnya masih tinggi. Aku tidak puas dengan keadaan tersebut. Aku ingin mencoba yang lain. Ingin merasakan pengalaman baru.
Beruntungnya aku ridha Allah, suami dan orangtua ku dapatkan atas keinginanku ini. Jika aku menjalankan sesuatu tanpa ridho suami, aku sudah termasuk istri yang tidak taat. Istri yang tidak taat pada suami tidak akan masuk surga. Tentu saja, ini menunjukkan kewajiban besar istri pada suami adalah mentaati perintahnya.
Agama kami memuji istri yang taat pada suaminya. Istri yang taat kepada suami dianggap sebagai wanita terbaik. Sungguh itulah cita-citaku. Menjadi seorang wanita terbaik dimata suamiku, menjadi yang ia sayangi, ia banggakan, ia perhatikan dengan lemah lembut. Menjadi bidadari nya di surga kelak. Kenapa harus surga?
Karena kehidupan di dunia tak lain hanyalah sandiwara, senda gurau.
Setiap hal yang kita lakukan hanyalah bekal kita menuju kehidupan yang sebenarnya. Ibaratnya dunia hanya wadah pengumpulan amal kebaikan, kita hadir di dunia ini sebagai Hamba Allah, karyawannya Allah yang akan melakukan semua tugas yang Allah berikan. Jika berhasil, maka mendapatkan pahala. Sebagai bekal kembali.
Aku bersemangat sekali, apalagi tempat bekerjaku saat ini adalah lembaga kemanusiaan. Terimakasih ya Allah,
—
“Sayang, mau berangkat bareng ga ? Aku hari ini berangkat ga sepagi biasanya kok.”
“Beneran? Mauuu!” Pekikku girang dari dalam kamar mandi.
“Okey”
“Hoek. Hoek.”
“Yang, kenapa yang? Buka pintunya.”
Ceklek.
“Pucat sekali, kenapa? Kok tiba-tiba?”
“Ngga tau, lagi sikat gigi tiba-tiba aja, kecolok kedaleman kali sikat giginya hahaha”
“Ada ada aja sih, bikin panik aja tau. Tapi, bulan ini belum haid kan?”
“Hmm eh iya sih, ini tanggal berapa ya”
“Tanggal 20”
“Ohiya, bulan lalu haid kan tanggal 5.”
“Coba tes aja sayang.”
“Ha? Hmmm baik..”
Aku menyetujui saran suamiku, namun cemas.. khawatir jika ini bukan tanda kehamilan. Apa aku harus tes sekarang atau menunggu satu bulan lagi dulu saja?
Baca Juga : https://latahzan.id/terima-kasih-telah-percaya-bahwa-aku-cahaya-surga-untukmu-masa-itu-datang-part-7/
0 comments