Bangun di subuh hari, persiapkan sarapan untuk aku dan Kak Rizhan. Kemudian, pukul 7 pagi aku akan berangkat kerja, Kak Rizhan sudah berangkat setengah jam lebih cepat.
Dan biasanya aku sudah berada dirumah pukul 6 sore. Yang sangat aku sukai adalah, aku bisa sampai dirumah lebih dulu daripada suamiku. Karena saat ini loading pekerjaan sedang tidak ramai, toh baru masuk kerja dua minggu. Hehe
Tapi pagi ini kenapa ya badanku terasa aneh. Sejak sampai dikantor rasanya ada bau kurang sedap juga disekitar. Level kenyamananku terganggu. Karena hidungku ini sensitif, aroma tidak sedap bisa tercium dan mengganggu produktivitas kerjaku.
“Yuk, morning briefing gaes!” Panggil Ibu Kepala Cabang kantor ku yang ternyata asik banget orangnya.
Kami berkumpul di ruang rapat, aku dan tujuh rekan lainnya. Kami hanya berdelapan menjadi ujung tombak penggerak lembaga kemanusiaan ini di kota.
Euh, bau nya semakin tidak nyaman, ada apa ini. Perutku mulai mual. Bagaikan roller coaster yang terus berputar tanpa henti. Sepertinya ini karena aroma parfum teman-teman lelaki ini. Harus kutahan sampai rapat selesai. Sedikit lagi.
“Oke ya kawan-kawan. Segitu dulu hari ini. Ditunggu laporan nya hari ini sip.”
Akhirnya selesai.
Kami pun bubar dan aku segera menuju toilet. Surprise ! Masuk kamar mandi dan jackpot. Isi perutku seakan enggan bersemayam lebih lama didalamnya. Tanpa permisi mereka keluar begitu saja. Aduh, mana temen-temen masih diluar. Aku khawatir terdengar suara muntah nya keluar toiket. Malu euy, kali aja ada yang geli juga. Ya Allah kuatkan aku. Ada apa ini.
“Mazaya, ngga apa-apa? Sakit? Abis muntah ya?” Tanya Hafiz, rekan kerjaku tampak khawatir.
“Ngga tau nih, mual aja gitu. Ga enak nyium bau apa-apa. Baik-baik aja sih awalnya, tiba-tiba aja gini”
“Eh, tapi maaf sebelumnya nih ya. Jangan-jangan kamu hamil lagi? Gini-gini pas Lina hamil aku loh bisa tau lihat sekilas aja, pake feeling.”
Pertanyaan Hafiz membuatku terdiam, berpikir, sekaligus penasaran. Masa iya aku hamil? Mungkinkah? Tapi penuturan Hafiz tidak boleh disepelekan, bisa saja seorang pria beranak tiga ini benar. Karena ia lebih berpengalaman. Apalagi, teman-teman juga sudah tau, kalau aku belum dikaruniai momongan.
Isu yang beredar dikantor pun, posisi yang aku tempati saat ini adalah kursi panas. Setiap tahun posisi nya berganti karena orang yang menduduki kursi tersebut hamil. Hahaha ada ada saja. Berarti posisi itu berkah dong ya, yang menempati nya selalu bahagia dan dikasih hadiah tidak terbatas nilainya dari Allah.
Tapi..
“Hah, masa sih? Apa iya aku hamil?”
Baca Juga : Terima Kasih Telah Percaya Bahwa Aku Cahaya Surga Untukmu – Cerita Ibu Part 6
0 comments